Waspadai Nyeri Saat Haid

Anda kerap mengalami nyeri tak tertahankan saat haid ? Sebaiknya hal ini tak dianggap sepele, meskipun acapkali sebagian kita menganggapnya lumrah dan hanya meminum obat penghilang rasa sakit. Nyeri saat haid tidak boleh dianggap remeh, karena mungkin saja gejala endometriosis yang bisa mempersulit wanita untuk hamil. Konsumsi obat-obat bebas mesti dicermati juga, karena sifatnya hanya menghilangkan rasa nyeri itu, bukan penyakitnya.

Semua haid memang menimbulkan nyeri. Namun yang tidak normal, adalah nyeri yang muncul menjelang menstruasi dan semakin hebat saat haid pertama maupun kedua. Apalagi bila sampai pusing, muntah, mual, diare, melilit dan nyeri kepala, sehingga yang bersangkutan tidak dapat sekolah, bekerja atau melakukan kegiatan sehari-hari lainnya.

Dari gangguan tersebut diperkirakan sebanyak 90% penderita mengalami endometriosis akibat kadar hormon progresteron yang rendah, sebaliknya prostaglandin menjadi tinggi.

Hanya disayangkan, kaum wanita di Indonesia lebih banyak mengatasinya dengan mengonsumsi obat-obatan penghilang rasa nyeri yang beredar di pasaran, dan sudah cukup lega pada hasilnya. Bahkan, ada anggapan salah di masyarakat bahwa nyeri ini dapat hilang dengan sendirinya apabila wanita yang bersangkutan kawin, sehingga mereka membiarkan gangguan itu.

Penghilang rasa nyeri yang diminum saat haid tidak mempengaruhi pertumbuhan endometriosis meskipun nyerinya hilang. Dalam jangka panjang, obat penghilang rasa nyeri ini berdampak tidak baik bagi ginjal dan liver.

Endometriosis merupakan masalah bagi wanita karena penderita terganggu dengan nyeri yang selalu muncul tiap haid, selain menurunkan kemampuan mereka untuk hamil. Nah, kalau Anda mendapati nyeri luar biasa saat haid, segera periksakan kondisi ini ke dokter kebidanan dan kandungan agar mendapatkan penanganan yang tepat.