Ini peringatan bagi wanita yang tidak bisa lepas dari pelembab. Menurut hasil studi yang dimuat Journal of Investigative Dermatology, pemakaian pelembab bisa memicu kanker kulit.
''Kami tekankan, efek ini kami temukan pada tikus. Kami tidak tahu pasti bagaimana efek pelembab ini kepada manusia. Tapi, ini tentu bisa dianggap peringatan agar segera dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dampak pelembab terhadap manusia,'' kata Alan Conney, kepala penelitian itu, seperti dilansir dari Health Day.
Studi yang dilakukan Universitas Rutgers tersebut menguji empat merek pelembab yang dipilih secara acak, mengoleskannya ke tikus, lalu menyinari si tikus dengan radiasi ultraviolet.
Hasilnya, tikus-tikus tersebut ternyata lebih cepat terkena kanker kulit, baik di lapisan dalam maupun luar.
Alan mengatakan, meski tikus dalam studi itu dikondisikan sama dengan manusia yang sering bersentuhan dengan sinar matahari, kulit tikus memang diakui lebih tipis daripada kulit manusia. Karena itu, Alan tidak bisa menyimpulkan hasil studi tersebut juga berlaku kepada manusia.
Apalagi, Alan menyatakan tidak tahu bahan apa dalam pelembab tersebut yang memicu percepatan kanker kulit.
''Tidak ada kesamaan bahan di antara keempat pelembab yang kami teliti. Jadi, tampaknya, efek itu muncul akibat kombinasi bahan-bahan yang ada,'' terangnya.
Kontroversi langsung muncul. Maklum, tiga di antara empat pelembab yang diteliti adalah merek terkenal dan direkomendasikan banyak ahli kulit.
Bukan hanya produsen pelembab, Kepala Bagian Dermatologi Pusat Medik Universitas Hackensack dr Margaret Ravits juga menyatakan bahwa banyak dokter menanyakan keabsahan penelitian tersebut.
''Saya sudah 30 tahun bergelut dengan dunia ini. Tapi, tidak pernah saya menemukan masalah dengan pelembab,'' ujarnya.
No comments:
Post a Comment